Imam Khanafi

Selasa, 17 Juni 2014

Menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan Gembira, Bersyukur dan Memperbaiki Diri


Menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan Gembira, Bersyukur dan Memperbaiki Diri

Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. Shalawat & salam kepada nabi & rasul yang paling mulia, Muhammad bin ‘Abdillah, serta kepada keluarga & para sahabatnya. Amma ba’du, Tulisan ini ditujukan utk semua muslim yang akan bertemu dgn bulan Ramadhan dlm keadaan sehat wal afiat, agar dapat memanfaatkan bulan tersebut dlm ketaatan pada Allah Ta’ala. Semoga melalui tulisan ini dapat menjadi sarana utk membangkitkan semangat di dlm jiwa seorang mu’min dlm beribadah kepada Allah di bulan yg mulia ini.
Maka penulis memohon kepada Allah Ta’ala agar diberikan taufik & jalan yang lurus serta menjadikan amal ini ikhlas hanya karena mengharap WajahNya Yang Mulia semata. Dan semoga Allah mencurahkan shalawat atas junjungan kita, Muhammad, & kepada keluarganya serta seluruh sahabatnya.
Bagaimanakah Seharusnya Kita Menyambut Ramadhan?
Pertanyaan: Apa saja cara-cara yang benar utk menyambut bulan yang mulia ini?
Seorang muslim seharusnya tak lalai terhadap momen-momen utk beribadah, bahkan seharusnya ia termasuk orang yang berlomba-lomba & bersaing (untuk mendapatkan kebaikan) didalamnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ )المطففين : 26)
Dan utk yang demikian itu hendaknya orang berloma-lomba.” (QS. Al-Muthaffifiin:26)
Maka bersemangatlah wahai saudara-saudara muslim dlm menyambut Ramadhan dgn cara-cara yang benar sebagaimana berikut ini:
Berdo’a agar Allah mempertemukan dgn bulan Ramadhan dlm keadaan sehat & kuat, serta dlm keadaan bersemangat beribadah kepada Allah, seperti ibadah puasa, sholat & dzikir. Telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa dia berkata, adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa,
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab & Sya’ban serta pertemukanlah kami dgn Ramadhan.” (HR. Ahmad & Ath-Thabrani)
Catatan: Syaikh Al-Albani rahimahullah mendhaifkan hadits ini dlm kitab Dha’if al-Jaami‘ (4395) dantak mengomentarinya dlm kitab Al-Misykaah.
Demikian juga generasi terbaik terdahulu (as-salaf ash-shalih) berdoa agar Allah menyampaikan mereka pada bulan Ramadhan & menerima amal-amal mereka.
Maka apabila telah tampak hilal bulan Ramadhan, berdoalah pada Allah:
الله أكبر اللهم أهله علينا بالأمن والإيمان والسلامة والإسلام , والتوفيق لما تحب وترضى ربي وربك الله
Allah Maha Besar, ya Allah terbitkanlah bulan sabit itu utk kami dgn aman & dlm keimanan, dgn penuh keselamatan & dlm keislaman, dgn taufik agar kami melakukan yang disukai & diridhai oleh Rabbku & Rabbmu, yaitu Allah.” (HR. At-Tirmidzi & Ad-Darimi, dishahihkan oleh Ibnu Hayyan)
Bersyukur pada Allah & memuji-Nya atas dipertemukannya dgn bulan Ramadhan. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dlm kitabnya Al-Adzkaar,
“Ketahuilah, dianjurkan bagi siapa saja yang mendapatkan suatu nikmat atau dihindarkan dari kemurkaan Allah, utk bersujud syukur kepada Allah Ta’ala, atau memuji Allah (sesuai dgn apa yg telah diberikan-Nya).”
Dan sesungguhnya di antara nikmat yang paling besar dari Allah atas seorang hamba adalah taufiq utk melaksanakan ketaatan. Selain dipertemukan dgn bulan Ramadhan, nikmat agung lainnya adalah berupa kesehatan yang baik. Maka ini pun menuntut utk bersyukur & memuji Allah Sang Pemberi Nikmat lagi Pemberi Keutamaan dgn nikmat tersebut. Segala puji bagi Allah dgn pujian yang banyak & pantas bagi keagungan Wajah-Nya & keagungan kekuasaan-Nya.
Bergembira dan berbahagia dgn datangnya bulan Ramadhan.Telah ada contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau dahulu memberi berita gembira pada para sahabatnya dgn kedatangan Ramadhan. Beliau bersabda,
جاءكم شهر رمضان, شهر رمضان شهر مبارك كتب الله عليكم صيامه فيه تفتح أبواب الجنان وتغلق فيه أبواب الجحيم… الحديث
“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian utk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka….” (HR. Ahmad)
Dan sungguh demikian pula as-salaf ash-shalih dari kalangan sahabat & tabi’in, mereka sangat perhatian dgn bulan Ramadhan & bergembira dgn kedatangannya. Maka kebahagiaan manakah yang lebih agung dibandingkan dgn berita dekatnya bulan Ramadhan, moment utk melakukan kebaikan serta diturunkannya rahmat?
Bertekad serta membuat program agar memperoleh kebaikan yang banyak di bulan Ramadhan. Kebanyakan dari manusia, bahkan dari kalangan yang berkomitmen utk agama ini (beragama Islam), membuat program yang sangat serius utk urusan dunia mereka, akan tetapi sangat sedikit dari mereka yang membuat program sedemikian bagusnya utk urusan akhirat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap tugas seorang mu’min dlm hidup ini, & lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim memiliki kesempatan yang banyak utk dekat dgn Allah utk mendidik jiwanya sehingga ia bisa lebih kokoh dlm ibadah.
Di antara program akhirat adalah program menyibukkan diri di bulan Ramadhan dgn ketaatan & ibadah. Seharusnya seorang muslim membuat rencana-rencana amal yang akan dikerjakan pada siang & malam Ramadhan. Dan tulisan yang anda baca ini, membantu anda utk meraih pahala Ramadhan melalui ketaatan pada-Nya, dgn ijin Allah Ta’ala.
Bertekad dgn sungguh-sungguh utk memperoleh pahala di bulan Ramadhan serta menyusun waktunya (membuat jadwal) utk beramal shalih.
Barangsiapa yang menepati janjinya pada Allah maka Allah pun akan menepati janji-Nya serta menolongnya utk taat & memudahkan baginya jalan kebaikan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ )محمد : 21(
“Maka seandainya mereka benar-benar beriman pada Allah, maka sungguh itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad:21)
Berbekal ilmu & pemahaman terhadap hukum-hukum di bulan Ramadhan. Wajib atas seorang yang beriman utk beribadah kepada Allah dilandasi dgn ilmu, & tak ada alasan utk tak mengetahui kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah atas hamba-hamba-Nya. Di antara kewajiban itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Sudah sepantasnya bagi seorang muslim belajar utk mengetahui perkara-perkara puasa serta hukum-hukumnya sebelum ia melaksanakannya (sebelum datang bulan Ramadhan), agar puasanya sah & diterima Allah Ta’ala.
فَاسْأَلوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ) الأنبياء :7(
Maka bertanyalah pada orang-orang yang berilmu jika kalian tak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya’:7)
Wajib pula bertekad utk meninggalkan dosa-dosa & kejelekan, serta bertaubat dgn sungguh-sungguh dari seluruh dosa, berhenti melakukannya serta tak mengulanginya lagi.
bulan Ramadhan adalah bulan taubat. Barangsiapa yang tak bertaubat di dalamnya, maka kapankah lagi ia akan bertaubat? Allah Ta’ala berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ) النور : 31(
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)
Mempersiapkan jasmani & rohani dgn membaca & menelaah buku-buku serta tulisan-tulisan, serta mendengarkan ceramah-ceramah islamiyah yang menjelaskan tentang puasa & hukum-hukumnya, agar jiwa siap utk melaksanakan ketaatan di bulan Ramadhan.
Demikian pulalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersiapkan jiwa-jiwa para sahabat utk memanfaatkan bulan ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat bersabda pada akhir bulan Sya’ban,
جاءكم شهر رمضان … إلخ الحديث
Telah datang pada kalian bulan Ramadhan…(sampai akhir hadits).” (HR. Ahmad & An-Nasa’i).[1]
Mempersiapkan dgn baik utk berdakwah kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadhan, melalui:
Menghadiri pertemuan-pertemuan serta bimbingan-bimbingan & menyimaknya dgn baik agar dapat disampaikan di masjid di daerah tempat tinggal.
Menyebarkan buku-buku kecil, tulisan-tulisan serta nasehat-nasehat tentang hukum yang berkaitan dgn Ramadhan kepada orang-orang yang shalat serta masyarakat sekitar.
Menyiapkan “hadiah Ramadhan” sesuai dgn kemampuan yang dimiliki. Hadiah tersebut dapat berupa paket yang didalamnya terdapat kaset-kaset & buku kecil, yang kemudian pada paket tersebut dituliskan “hadiah Ramadhan”. Memuliakan fakir & miskin dgn memberi sedekah serta zakat utk mereka.
Menyambut Ramadhan dgn membuka lembaran putih yang baru, yang akan diisi dengan:
Taubat sebenar-benarnya kepada Allah Ta’ala.
Ta’at pada perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta meninggalkan apa yang dilarangnya.
Berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, saudara, istri atau suami serta anak-anak.
Berbuat baik kepada masyarakat sekitar agar menjadi hamba yang shalih serta bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أفضل الناس أنفعهم للناس
Seutama-utama manuia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”[2]
Demikianlah seharusnya seorang muslim menyambut Ramadhan, seperti tanah kering yang menyambut hujan, seperti si sakit yang membutuhkan dokter utk mengobatinya & seperti seseorang yang menanti kekasihnya.
Ya Allah pertemukanlah kami dgn bulan Ramadhan & terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Khalid bin ‘Abdirrahman ad-Durwaisy
Sumber: saaid.net/mktarat/ramadan/22.htm
[1] Hal ini disebutkan dlm Lathoif Al Ma’arif (kitab karya Ibnu Rajab Al-Hambali-ed).
[2] Dalam lafadz lain disebutkan,
أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس
Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (Hadits shahih dishahihkan Syaikh Al-Bani dlm Al-Hadits Ash-Shahihah No.906 -red)
Penerjemah: Ummu Ahmad Juwita Laila Ramadhan
Murojaah: Abu Rumaysho Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslimah.or.id
sumber: www.muslimah.or.id

Menyambut Bulan Suci Ramadhan mengikuti Jejak Rasulullah

Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan. Orang mukmin dianjurkan untuk meraih sebaik-baiknya, dan sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya. Bila kita menelusuri jejak Rasululah saw. dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini, maka akan kita dapati hal-hal sbb:

  1. Beliau selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan, seperti salat berjama'ah, salat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur'an dan sebagainya. Beliau bersabda: "Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggulah syetan dan jin, ditutuplah pintu-pintu mereka, dan dibukalah pintu-pintu surga, kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan kebaikan, datanglah!! dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!! (artinya, engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang dikehendakiNYA dari api neraka. (Hadis riwayat Imam al-Turmudzi)
  2. Melipatgandakan amal perbuatan yang baik, baik yang fardlu maupun yang sunnah. Diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya'ban Rasulullah saw. bersabda, "Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya. Maka barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib, seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain."

    Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
  3. Beliau sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. Dilukiskan bahwa beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak karunia, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau.
  4. Banyak berdo'a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Beliau bersabda:
    "Saat-saat berbuka adalah saat yang paling tepat dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa." Dan doa yang selalu diucapkan ketika berdoa adalah "Ya Allah, hanya karenamu aku berpuasa, dan dengan rizkimu aku berbuka, telah hilang haus dan dahaka, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!".
  5. Selalu tadarus (membaca al-Qur'an). Setiap malam bulan Ramadhan Malaikat Jibril as. selalu datang menemui Rasulullah saw., dan bersama-sama membaca al-Qur'an, slih berganti. Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur'an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan salat malam (tahajjud).
  6. Meningkatkan gairah ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal mana dilaksanakan untuk meraih terutama lailatul qadar. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penih keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan." Seperti kita ketahui, bahwa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya. Dan doa yang paling afdhol (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: "Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. (Allaahumma innaka 'afuwwun kariim, tuhibbu al-'afwa fa'fu 'annaa yaa kariim).
    Diriwayatkan: barang siapa yang salat Maghrib dan Isya' berjama'ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu. Riwayat yang lain mengatakan, "Siapa yang salat Isya' berjama'ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan separoh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.
Itulah beberapa jejek Rasulullah saw. pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya beliau mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta'atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa. Di samping itu beliau juga mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Bahkan beliau memperingatkan dengan sabdanya: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu, kecuali ia hanya merasakan lapar dan dahaga saja." 

Demikianlah, semoga Allah swt. menerima dan melipatgandakan amal ibadah kita, dan semoga Allah swt. memberikan kekuatan di dalam menjalankannya. Salawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad saw. Walhamdulillahirabbil'aalamiin.

===============================
Disiapkan oleh Bapak Syaerazi Dimyati