BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Penulis
memilih judul “Proses Pembuatan Tahu”. Jadi
metode pembuatan tahu adalah cara yang sistematis dan terencana untuk membuat
makanan yang bahan bakunya kedelai kemudian dihancurkan menjadi bubur.
Setiap harinya kita mudah mendapatkan tahu,
bahkan ada beberapa daerah tertentu yang memiliki tahu yang khas.
Cara
pemanfaatan tahu cukup luwes. Hanya digoreng saja sudah dapat dinikmati rasanya
yang gurih. Selain digoreng untuk lauk, tahu dapat dijadikan makanan lain
seperti tahu bacem, tahu kupat, oseng-oseng atau dijadikan lebih modern seperti
tahu burger, lapis tahu gulung, cake pisang tahu, dan lain-lain.
Tahu juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan
juga mengandung beberapa macam asam amino yang dibuutuhkan tubuh manusia.
Bagi pengrajin, tahu sendiri usaha ini memang
dapat dijadikan salah satu alternative peluang kerja dalam modal yang tidak
begitu mahal serta teknik pembuatannya yang cukup mudah.
Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan
makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati
terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini
memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Kandungan
gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti
telur, daging dan ikan
Banyaknya Tahu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Tahu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tahu = 80 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tahu = 10,9 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tahu = 4,7 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tahu = 0,8 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tahu = 223 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tahu = 183 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tahu = 2,4 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tahu = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tahu = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tahu = 0 mg
Bagian Tahu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tahu = 80 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tahu = 10,9 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tahu = 4,7 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tahu = 0,8 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tahu = 223 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tahu = 183 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tahu = 2,4 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tahu = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tahu = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tahu = 0 mg
1.2 MASALAH
Industri
tahu merupakan industri rakyat, yang sampai saat ini masih banyak yang
berbentuk usaha perumahan atau industri rumah tangga. Walaupun sebagai industri
rumah tangga dengan modal kecil, industri ini memberikan sumbangan perekonomian
negara dan menyediakan banyak tenaga kerja. Namun pada sisi lain dihasilkan
limbah cair yang sangat berpotensi merusak lingkungan.
Limbah
cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik yang
degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Namun
karena sebagian besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu adalah
orang-orang yang hanya mempunyai modal terbatas, maka perhatian terhadap
pengolahan limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada beberapa
industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama sekali dan langsung dibuang ke
lingkungan. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dan harus mendapat perhatian
yang serius. Pengolahan limbah cair industri tahu sampai saat sekarang
kebanyakan hanya menampung limbah cair kemudian didiamkan beberapa saat lalu
dibuang ke sungai. Cara ini memerlukan kapasitas penampungan limbah cair yang
sangat besar. Terlebih lagi apabila kapasitas industri tahu cukup besar, maka
dihasilkan limbah cair industri tahu yang sangat banyak.
Penguaraian
polutan tersebut dilakukan oleh mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen
bebas atau secara anaerob. Memang hal tersebut dapat berjalan walaupun
memerlukan waktu yang cukup lama. Supaya proses pengolahan dapat berjalan lebih
efektif, maka perlu dicari kondisi yang paling baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme dapat hidup dengan baik pada kondisi pH limbah
cair sekitar 7 atau pada keadaan normal. Limbah cair industri tahu bersifat
asam sehingga sebelum diolah perlu dinetralkan terlebih dahulu dengan kapur
agar kerja mikroorganisme berlangsung dengan baik. Mengingat waktu yang cukup
panjang dalam proses pengolahan limbah cair tahu secara anaerob, maka perlu
dicari jalan ke luar untuk mendapatkan proses yang singkat namun biayanya tetap
murah.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan mengacu pada rumusan masalah
yang telah ditentukan.Yaitu:
1.
Bagaiman proses pembuatan tahu kedelai?
2.
Menentukan apa saja bahan baku?
3.
Apa bahan pembantu?
4.
Serta apa peralatan dalam proses
pembuatan tahu kedelai?
1.4 KAJIAN TEORITIS
1.
Untuk menambah pengetahuan tentang cara
pembuatan tahu kedelai serta memperkaya pengalaman baru dan wawasan.
2.
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat
bahwa di daerah Purwogondo, Kartasura banyak terdapat produsen-produsen tahu.
3.
Pengamatan langsung juga sangat diperlukan.
1.5 METODE PENELITIAN
Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,
maka metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah melakukan studi lapangan
dan diskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengolahan dan
pemanfaatan limbah tahu. Dalam pembuatan karya ilmiah, penulis berpedoman pada
metode berikut:
- Metode Kepustakaan:
Yaitu dengan mencari sumber-sumber dari buku yang ada di
perpustakaan.
- Metode Browser:
Cara
pengumpulan data dengan menggunakan bahan – bahan dari internet sebagai dasar
penulisan karya ilmiah.
- Teknik Pengumpulan Data
Karya ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan
data telah pustaka (study literature).
Telaah pustaka digunakan untuk mendapatkan data sekaligus menentukan bagaimana
cara budidaya tanaman tomat dan cara penanganan hama penyakitnya.data dan
informasi diperoleh juga dari browsing, pencarian
melalui internet kemudian dianalisis.
BAB II
ISI
2.1 Bahan
baku Tahu
Kacang-kacangan
dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir,koro, kelapa
dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam
proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti
wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam
amino tersebut.
Kacang-kacangan
dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi
layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan.
Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta
minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan
pada varitas unggul kadar
proteinnya
dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung,tepung singkong,
kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan
protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Bila
seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani
lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan
makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi:
tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya.
Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup
dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas,
penggiling, dan cetakan.
Tabel 1.
Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
KOMPONEN
|
KADAR
(%)
|
Protein
|
35-45
|
Lemak
|
18-32
|
Karbohidrat
|
12-30
|
Air
|
7
|
Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein
Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain
BAHAN
MAKANAN
|
PROTEIN
(% BERAT)
|
Susu skim kering
|
36,00
|
Kedelai
|
35,00
|
Kacang hijau
|
22,00
|
Daging
|
19,00
|
Ikan segar
|
17,00
|
Telur ayam
|
13,00
|
Jagung
|
9,20
|
Beras
|
6,80
|
Tepung singkong
|
1,10
|
Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam
kedelai
dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut,
diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai
terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu. Salah satu cara
pembuatan tahu ialah dengan menyaring bubur kedelai sebelum dimasak, sehingga
cairan tahu yang sudah terpisah dari ampasnya.
2.2
Fermentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
Gula
adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain
dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi
dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan
etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang
mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah
yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Pembuatan
tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah
proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi
menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai
obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses
pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
2.3
Bakteri Asam laktat
Bakteriosin
yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat berpotensi sebagai pengawet tahu.
Dengan bakteriosin sebagai agensia penggumpal dan sekaligus pengawet,
diharapkan masa simpan tahu dapat diperpanjang.
Hal itu dikemukakan Prof Dr Endang Sutriswati Rahayu
dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian,
UGM, dengan judul 'Prospek Bakteri Asam Laktat Hasil Rekayasa Genetika Bidang
Industri Pangan', di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin
(27/8).
Pengolahan
Produk Tahu
a. bebas
dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil,
tanah atau biji-bijian)
b. biji
kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit
c. biji
kedelai tidak memar
d. kulit
biji kedelai tidak keriput , rasanya manis dan mengkilap .
Alat
yang dibutuhkan meliputi :
1.
Ember besar
2.
Tampah (nyiru)
3. Kain
Saring
4. Kain
pengaduk
5.
Cetakan
6.
Kaleng minyak
7. Rak
bamboo
8.
Kompor
9. Alat
penghancur (alu)
10.
Mesin penggiling
Bahan
yang digunakan meliputi :
1.
Kedelai
2. Air
secukupnya
3. Kunir
4. Garam
5. Asam
cuka sebagai penggumpal tahu
Proses
produksi Tahu
Tahap
dalam proses produksi tahu adalah sebagai berikut :
1.
Kedele dipilih dengan penampi untuk memilih biji kedele besar. Kemudian di cuci
serta direndam dalam air besar selama 6 jam. Tujuannya agar kedelai lebih
lentur sehingga mudah digiling .
2.
Setelah di rendam di cuci kembali sekitar 1/2 jam
3.
Setelah di cuci bersih kedelai di bagi-bagi diletakkan dalam ebleg terbuat dari
bambu atau plastik.
4.
Selanjutnya kedele giling sampai halus, dan butir kedele mengalir dengan
sendirinya kedalam tong penampung.
5.
Selesai digiling langsung direbus selama 15 – 20 menit mempergunakan wajan
dengan ukuran yang besar-besar . Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling
dan dimasak jangan lebih dari 5 – 10 menit, supaya kualitas tahu menjadi baik.
6.
Selesai di masak bubur kedele diangkat dari wajan ke bak/tong untuk disaring
menggunakan kain belacu atau mori kasar yang telah di letakkan pada sangkar
bambu. Agar bubur dapat di saring sekuat-kuatnya diletakkan sebuah papan kayu
pada kain itu lalu ada satu orang naik di atasnya dan menggoyang-goyang, supaya
terperas semua air yang masih ada pada bubur kedele. Limbah dari penyaringan
berupa ampas tahu. Kalau perlu ampas tahu diperas lagi dengan menyiram air panas
sampai tidak mengandung sari lagi. Pekerjaan penyaringan di lakukan
berkali-kali hingga bubur kedele habis.
7. Air
sampingan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih adalah bahan yang
akan menjadi tahu. Air saringan di campur dengan asam cuka untuk menggumpalkan.
Sebagai tambahan asam cuka dapat juga air kelapa atau cairan whey (air sari
tahu bila tahu telah menggumpal) yang telah di eramkan maupun bubuk batu tahu
(sulfat kapur)
8.
Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah yang nanti sesudah di
cetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari jonjot-jonjot tahu
dan disimpan, sebab air asam cuka masih dapat digunakan lagi. Endapan tahu
dituangkan dalam kotak ukuran misalnya 50 x 60 cm dan sebagai alasnya di
hamparkan kain belacu. Adonan tahu kotak dikempa, sehingga air yang masih
tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Pengempaan dilakukan sekitar 1
menit, adonan tahu terbentuk kotak, yang sudah padat, di potong-potong,
misalnya dengan ukuran 6 x 4 cm
9. Masukkan tahu yang sudah di potong-potong
tadi ke dalam kaleng minyak yang berisi air tahu.
10.Tahu siap di jual.
BAB III
PENUTUP
1.1
KESIMPULAN
Dari
uraian tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan, yaitu :
- Dengan dijadikannya metode membuat tahu kedelai sebagai judul karya tulis ini akan mendatangkan banyak manfaat dan memperluas pengetahuan kita tentang cara-cara membuat tahu kedelai.
- proses membuat tahu kedelai mempunyai bebereapa tahapan yang mulai dari penyortiran kedelai hingga perebusan.
- Tahu kedelai ternyata dapat dimasak secara sederhana yaitu cukup digoreng saja ataupun dimasak secara modern seperti tahu burger, cake pisang tahu, dan lapis tahu gulung.
1.2
SARAN
Dari
uarian diatas, maka penulis inigin menyampaikan saran antara lain :
- Usaha produksi tahu memang dapat menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar. Oleh karena itu, usaha produksi tahu ini lebih dikembangkan.
- Limbah dari proses pembuatan tahu seharusnya diolah sebagaimana mestinya. Karena limbah tersebut menimbulkan bau busuk dan mengganggu kesehatan serta lingkungan masyarakat sekitanya.
5.3 PENUTUP
Demikian
penyelesaian karya tulis ilmiah ini dan juga penulis mengucaokan syukur kepada
Allah SWT serta terima kasih kepada semua pihak yang membantu. Semoga karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mohon
maaf bila terjadi kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Kritik
dan saran sangat penulis harapkan sebagai koreksi diri.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.migas-indonesia.com
http://www.pikiran-rakyat.com
http://www.waspada.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar