Imam Khanafi

Minggu, 09 Februari 2014

Karya Tulis Ilmiah Proses Pembuatan Tempe



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Penulis memilih judul “Proses Pembuatan Tahu”. Jadi metode pembuatan tahu adalah cara yang sistematis dan terencana untuk membuat makanan yang bahan bakunya kedelai kemudian dihancurkan menjadi bubur.
Setiap harinya kita mudah mendapatkan tahu, bahkan ada beberapa daerah tertentu yang memiliki tahu yang khas.
Cara pemanfaatan tahu cukup luwes. Hanya digoreng saja sudah dapat dinikmati rasanya yang gurih. Selain digoreng untuk lauk, tahu dapat dijadikan makanan lain seperti tahu bacem, tahu kupat, oseng-oseng atau dijadikan lebih modern seperti tahu burger, lapis tahu gulung, cake pisang tahu, dan lain-lain.
Tahu juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan juga mengandung beberapa macam asam amino yang dibuutuhkan tubuh manusia.
Bagi pengrajin, tahu sendiri usaha ini memang dapat dijadikan salah satu alternative peluang kerja dalam modal yang tidak begitu mahal serta teknik pembuatannya yang cukup mudah.
Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur, daging dan ikan
Banyaknya Tahu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Tahu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tahu = 80 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tahu = 10,9 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tahu = 4,7 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tahu = 0,8 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tahu = 223 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tahu = 183 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tahu = 2,4 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tahu = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tahu = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tahu = 0 mg

1.2  MASALAH
Industri tahu merupakan industri rakyat, yang sampai saat ini masih banyak yang berbentuk usaha perumahan atau industri rumah tangga. Walaupun sebagai industri rumah tangga dengan modal kecil, industri ini memberikan sumbangan perekonomian negara dan menyediakan banyak tenaga kerja. Namun pada sisi lain dihasilkan limbah cair yang sangat berpotensi merusak lingkungan.
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik yang degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Namun karena sebagian besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu adalah orang-orang yang hanya mempunyai modal terbatas, maka perhatian terhadap pengolahan limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama sekali dan langsung dibuang ke lingkungan. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dan harus mendapat perhatian yang serius. Pengolahan limbah cair industri tahu sampai saat sekarang kebanyakan hanya menampung limbah cair kemudian didiamkan beberapa saat lalu dibuang ke sungai. Cara ini memerlukan kapasitas penampungan limbah cair yang sangat besar. Terlebih lagi apabila kapasitas industri tahu cukup besar, maka dihasilkan limbah cair industri tahu yang sangat banyak.

Penguaraian polutan tersebut dilakukan oleh mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen bebas atau secara anaerob. Memang hal tersebut dapat berjalan walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Supaya proses pengolahan dapat berjalan lebih efektif, maka perlu dicari kondisi yang paling baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme dapat hidup dengan baik pada kondisi pH limbah cair sekitar 7 atau pada keadaan normal. Limbah cair industri tahu bersifat asam sehingga sebelum diolah perlu dinetralkan terlebih dahulu dengan kapur agar kerja mikroorganisme berlangsung dengan baik. Mengingat waktu yang cukup panjang dalam proses pengolahan limbah cair tahu secara anaerob, maka perlu dicari jalan ke luar untuk mendapatkan proses yang singkat namun biayanya tetap murah.

1.3  RUMUSAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan mengacu pada rumusan masalah yang telah ditentukan.Yaitu:
1.      Bagaiman proses pembuatan tahu kedelai?
2.      Menentukan apa saja bahan baku?
3.      Apa bahan pembantu?
4.      Serta apa peralatan dalam proses pembuatan tahu kedelai?

1.4  KAJIAN TEORITIS
1.      Untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan tahu kedelai serta memperkaya pengalaman baru dan wawasan.
2.      Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa di daerah Purwogondo, Kartasura banyak terdapat produsen-produsen tahu.
3.      Pengamatan langsung juga sangat diperlukan.

1.5  METODE PENELITIAN
Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, maka metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah melakukan studi lapangan dan diskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengolahan dan pemanfaatan limbah tahu. Dalam pembuatan karya ilmiah, penulis berpedoman pada metode berikut:
  1. Metode Kepustakaan:
Yaitu dengan mencari sumber-sumber dari buku yang ada di perpustakaan.
  1. Metode Browser:
Cara pengumpulan data dengan menggunakan bahan – bahan dari internet sebagai dasar penulisan karya ilmiah.
  1. Teknik Pengumpulan Data
Karya ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data telah pustaka (study literature). Telaah pustaka digunakan untuk mendapatkan data sekaligus menentukan bagaimana cara budidaya tanaman tomat dan cara penanganan hama penyakitnya.data dan informasi diperoleh juga dari browsing, pencarian melalui internet kemudian dianalisis.


BAB II
ISI
2.1  Bahan baku Tahu

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir,koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar
proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung,tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya.

Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.
Tabel 1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
KOMPONEN
KADAR (%)
Protein
35-45
Lemak
18-32
Karbohidrat
12-30
Air
7


Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain
BAHAN MAKANAN
PROTEIN (% BERAT)
Susu skim kering
36,00
Kedelai
35,00
Kacang hijau
22,00
Daging
19,00
Ikan segar
17,00
Telur ayam
13,00
Jagung
9,20
Beras
6,80
Tepung singkong
1,10


Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam
kedelai dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut, diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu. Salah satu cara pembuatan tahu ialah dengan menyaring bubur kedelai sebelum dimasak, sehingga cairan tahu yang sudah terpisah dari ampasnya.

2.2 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.

Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
2.3 Bakteri Asam laktat
Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat berpotensi sebagai pengawet tahu. Dengan bakteriosin sebagai agensia penggumpal dan sekaligus pengawet, diharapkan masa simpan tahu dapat diperpanjang.
Hal itu dikemukakan Prof Dr Endang Sutriswati Rahayu dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, dengan judul 'Prospek Bakteri Asam Laktat Hasil Rekayasa Genetika Bidang Industri Pangan', di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (27/8).
Pengolahan Produk Tahu
Deskripsi: http://2.bp.blogspot.com/-BdHIKrbLve8/UArMKGimVxI/AAAAAAAAALM/Tta51HaxyDg/s400/SPM_A1559.jpg


a. bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil, tanah atau biji-bijian)
b. biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit
c. biji kedelai tidak memar
d. kulit biji kedelai tidak keriput , rasanya manis dan mengkilap .

Alat yang dibutuhkan meliputi :
 1. Ember besar
2. Tampah (nyiru)
3. Kain Saring
4. Kain pengaduk
5. Cetakan
6. Kaleng minyak
7. Rak bamboo
8. Kompor
9. Alat penghancur (alu)
10. Mesin penggiling

Bahan yang digunakan meliputi :
1. Kedelai
2. Air secukupnya
3. Kunir
4. Garam
5. Asam cuka sebagai penggumpal tahu

Proses produksi Tahu
Tahap dalam proses produksi tahu adalah sebagai berikut :
1. Kedele dipilih dengan penampi untuk memilih biji kedele besar. Kemudian di cuci serta direndam dalam air besar selama 6 jam. Tujuannya agar kedelai lebih lentur sehingga mudah digiling .

Deskripsi: http://4.bp.blogspot.com/-D3DzWeH7b9E/UAq6FE6QFJI/AAAAAAAAAKA/C65ZL-akdw4/s400/SPM_A1557.jpg
2. Setelah di rendam di cuci kembali sekitar 1/2 jam
3. Setelah di cuci bersih kedelai di bagi-bagi diletakkan dalam ebleg terbuat dari bambu atau plastik.
4. Selanjutnya kedele giling sampai halus, dan butir kedele mengalir dengan sendirinya kedalam tong penampung.


Deskripsi: http://1.bp.blogspot.com/-jjVTf6iGjUg/UAq7B2Ca7FI/AAAAAAAAAKI/8W-frzUdzko/s400/Unfaithful012.jpg
5. Selesai digiling langsung direbus selama 15 – 20 menit mempergunakan wajan dengan ukuran yang besar-besar . Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling dan dimasak jangan lebih dari 5 – 10 menit, supaya kualitas tahu menjadi baik.

6. Selesai di masak bubur kedele diangkat dari wajan ke bak/tong untuk disaring menggunakan kain belacu atau mori kasar yang telah di letakkan pada sangkar bambu. Agar bubur dapat di saring sekuat-kuatnya diletakkan sebuah papan kayu pada kain itu lalu ada satu orang naik di atasnya dan menggoyang-goyang, supaya terperas semua air yang masih ada pada bubur kedele. Limbah dari penyaringan berupa ampas tahu. Kalau perlu ampas tahu diperas lagi dengan menyiram air panas sampai tidak mengandung sari lagi. Pekerjaan penyaringan di lakukan berkali-kali hingga bubur kedele habis.


Deskripsi: http://1.bp.blogspot.com/-WUDR8fvyAfQ/UAq7YiS_7sI/AAAAAAAAAKQ/2R7vAG9YqZY/s400/Unfaithful005.jpg
7. Air sampingan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih adalah bahan yang akan menjadi tahu. Air saringan di campur dengan asam cuka untuk menggumpalkan. Sebagai tambahan asam cuka dapat juga air kelapa atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah menggumpal) yang telah di eramkan maupun bubuk batu tahu (sulfat kapur)

8. Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah yang nanti sesudah di cetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari jonjot-jonjot tahu dan disimpan, sebab air asam cuka masih dapat digunakan lagi. Endapan tahu dituangkan dalam kotak ukuran misalnya 50 x 60 cm dan sebagai alasnya di hamparkan kain belacu. Adonan tahu kotak dikempa, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Pengempaan dilakukan sekitar 1 menit, adonan tahu terbentuk kotak, yang sudah padat, di potong-potong, misalnya dengan ukuran 6 x 4 cm


Deskripsi: http://2.bp.blogspot.com/-byANI1D56ks/UAq7rcAno-I/AAAAAAAAAKY/T9JlUVrwRgE/s400/Unfaithful014.jpg
9. Masukkan tahu yang sudah di potong-potong tadi ke dalam kaleng minyak yang berisi air tahu.

Deskripsi: http://4.bp.blogspot.com/-wUxF1sY2rrA/UAq78pXEbSI/AAAAAAAAAKg/jCuIrNJyTSA/s400/Unfaithful021.jpg
10.Tahu siap di jual.


BAB III
PENUTUP

1.1        KESIMPULAN
Dari uraian tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan, yaitu :
  1. Dengan dijadikannya metode membuat tahu kedelai sebagai judul karya tulis ini akan mendatangkan banyak manfaat dan memperluas pengetahuan kita tentang cara-cara membuat tahu kedelai.
  2. proses membuat tahu kedelai mempunyai bebereapa tahapan yang mulai dari penyortiran kedelai hingga perebusan.
  3. Tahu kedelai ternyata dapat dimasak secara sederhana yaitu cukup digoreng saja ataupun dimasak secara modern seperti tahu burger, cake pisang tahu, dan lapis tahu gulung.

1.2        SARAN
Dari uarian diatas, maka penulis inigin menyampaikan saran antara lain :
  1. Usaha produksi tahu memang dapat menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar. Oleh karena itu, usaha produksi tahu ini lebih dikembangkan.
  2. Limbah dari proses pembuatan tahu seharusnya diolah sebagaimana mestinya. Karena limbah tersebut menimbulkan bau busuk dan mengganggu kesehatan serta lingkungan masyarakat sekitanya.

5.3       PENUTUP
            Demikian penyelesaian karya tulis ilmiah ini dan juga penulis mengucaokan syukur kepada Allah SWT serta terima kasih kepada semua pihak yang membantu. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mohon maaf bila terjadi kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai koreksi diri.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.migas-indonesia.com
http://www.pikiran-rakyat.com
http://www.waspada.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/